THE MASTER OF REVENGE Episode 13 Part 2

<<<< Sebelumnya

Secara resmi, dihadapan semua pegawai di Goongnakwon, Moo Myung memperkenalkan dirinya sebagai kepala bagaian Mie yang baru. Untuk membantunya, ia menunjuk Tuan Park dari bagian kaldu untuk menggantikan posisi Tuan Lee sebagai asistennya. Semua orang langsung bertepuk tangan dan memberikannya selamat.

Kegiatan masak-memasak di dapur dimulai. Dengan jeli, Moo Myung berkeliling untuk memerhatikan pekerjaan setiap pegawainya. Ia berjalan mendekati Jin Hak yang nampaknya sangat lesu dan tak memiliki semangat dalam memasak. Ia memberinya semangat dengan mengatakan, bahwa meskipun sekarang Tuan Lee sudah tak ada disini, dirinya masih memerlukan bantuan Jin Hak di dapur ini, maka bekerjalah dengan penuh semangat. Jin Hak terharu atas perhatian Moo Myung, matanya bahkan sampai berkaca-kaca.

Gil Young membawakan beberapa dus berisi sayuran. Ia hanya menyimpannya, kemudian pergi lagi tanpa menyapa Moo Myung. Melihat hal itu, Moo Myung langsung berlari mengejarnya dan memanggilnya.

“Kau tampak bahagia sekarang karena telah menjadi kepala bagian mie. Yeo Kyung masih menyelidiki Goongnakwon. Kau bilang itu berbahaya. Bukankah harusnya kau menghentikannya?” ungkap Gil Young langsung berjalan pergi

Gang Sook berbicara dengan ayahnya. Ia memohon agar ayahnya segera memanggil pengacara, dan mengalihkan seluruh asetnya ke tangannya. Ia takut jika tiba-tiba terjadi hal buruk, Gil Do akan menguasai Goongnakwon dengan mudah. Entah apa yang dipikirkannya, tiba-tiba Tuan Go meminta Gang Sook untuk memanggil pengacaranya.

Selepas jam kerja, Moo Myung memegang poselnya dan hendak menghubungi Yeo Kyung. tiba-tiba muncul Da Hae yang baru selesai bekerja. Da Hae meminta maaf, karena kemarin ia tak membantu Moo Myung sepenuhnya. Moo Myung memaafkannya, karena ia tahu jika Da Hae harus megurus urusan yang lebih penting. Ia malah mengajak Da Hae untuk makan malam bersamanya di restoran ikan, guna merayakan kemenangannya.

Setelah mengganti pakaiannya, Da Hae berjalan ke parkiran dan hendak menaiki skuternya. Kebetulan, Tae Ha lewat, ia mengingatkan Da Hae jika sangat berbahaya untuk seorang wanita naik skuter sendirian di malam hari.

Tiba-tiba, mobil Moo Myung berhenti dihadapan mereka. Moo Myung membuka kaca mobilnya dan mengajak Da Hae untuk naik mobilnya saja. Sebenarnya Da Hae jadi merasa tidak enak pada Tae Ha, ia bahkan mengajak Tae Ha untuk pergi bersamanya. Namun, Tae Ha menolak dan mempersilahkan Da Hae untuk pergi bersama Moo Myung.

Saat diperjalanan.. Moo Myung menyadari, jika Tae Ha mengikutinya dari belakang. Ia tak begitu menghiraukannya dan melanjutkan perjalanannya begitu saja. Saat sampai di Restoran ikan, Tae Ha memilih untuk berdiri dan menunggu diluar tanpa sepengetahuan Da Hae.

Ternyata.. ini adalah rencana Moo myung untuk menjebak Da Hae. Setelah ia memasak hidangan mie, Moo Myung menuangkan minuman soju untuk Da Hae, padahal sudah jelas ia mengetahu jika Da Hae bukanlah tipe orang yang kuat unuk minum.

Ia mengajak Da Hae untuk bermain truth or dare. Jika tak bisa menjawab pertanyannya, maka Da Hae harus minum. Dan rencana Moo Myung ini benar-benar berhasil.. hanya dalam hitungan menit saja, Da Hae sudah kehilangan setengah kesadarannya.

Moo Myung bertanya bagaimana caranya Da Hae bisa masuk ke ruangan rahasia miliki Kim Gil Do. Dengan polosnya, Da Hae menjelaskan perihal tombol rahasia yang terdapat dibawah meja, yang jika dipencet akan membuat sebuah dinding berputar dan didalam-nya terdapat sebuah ruangan rahasia.

Saat ingin menanyakan hal yang lebih detail lagi, Da Hae sudah terlanjur mabuk berat dan tak sadarkan diri. Akhirnya, Moo Myung membawa Da Hae keluar. Tae Ha menatapnya tajam, mencurigai jika Moo Myung telah melakukan sesuatu pada Da Hae.

“Dia hanya mabuk. Jangan membayangkan hal yang aneh-aneh.” Moo Myung

“Jangan lakukan ini lagi. Jangan mempergunakan orang yang tidak bersalah.” Tae Ha

Tae Ha membawa Da Hae yang mabuk kedalam mobilnya. Di perjalanan saat ia sednag menyetir, tiba-tiba Da Hae terbangun dan mengendus bau bajunya, sambil berkata “Bau yang enak. Bau Tae Ha….”

Tak hanya sampai disitu saja.. ketika telah sampai di Goongnakwon, Tae Ha kewalahan karena harus mengikuti Da Hae yang berjalan semponyogan dihadapannya. Tiba-tiba, Da Hae mengeluarkan ponselnya dan mengatakan jika dirinya harus mengambil foto mereka berdua. Ia berjalan mendekati Tae Ha dan berkali-kali mengambil foto mereka.

Lagi-lagi, Da Hae mengendus bau badan Tae Ha. Ia mendekatkan wajahnya ke wajah Tae Ha dan tiba-tiba menciumnya. Setelah itu, ia langsung tertidur di dada Tae Ha….

Keesokan harinya, Moo Myung benar-benar menghubungi Yeo Kyung. Ia memintanya untuk datang ke restoran ikan. Tak lama kemudian, Yeo Kyung tiba dengan nafas yang terengah-engah, ia sangat bersemangat untuk bertemu dan berbicara dengan Moo Myung.

Yeo Kyung menceritakan perihal fakta mengenai sosok Gil do yang sekarang telah menjadi musuhnya juga. Karena, ia meyakini jika Gil Do memiliki hubungan dengan kematian kedua orangtuanya. “Moo Myung, sekarang kita memiliki musuh yang sama… kita harusnya bisa bekerjasama untuk melawannya…” ucapnya

Sayang… Moo Myung langsung menolak mentah-mentah ajakan Yeo Kyung. Ia malah memohon agar Yeo Kyung tak ikut campur, karena masalah ini terlalu berbahaya.

Mata Yeo Kyung mulai berkaca-kaca… dengan nada suara yang tinggi ia menegaskan, jika sekarang dirinya sama sekali tak takut dengan apapun. Ia sangat marah pada Moo Myung yang bahkan tak memahami perasaannya yang harus berpura-pura menjadi seorang manusia suci.. padahal, ia pernah membunuh seseorang dan membiarkan Tae Ha yang menerima hukumannya. Hal itu selalu menjadi beban untuknya seumur hidup. Maka, hanya dengan menangani kasus ini, maka ia bisa merasa tenang. Bahkan, Yeo Kyung telah bertekad jika ia akan berhenti dari pekerjaannya jika kasus ini telah terselesaikan.

Setelah berbicara panjang lebar… Yeo Kyung langsung berlari keluar meninggalkan Moo Myung. Tak mau diam saja Moo Myung pun ikut berlari mengejarnya, ia menarik tangan Yeo Kyung kemudian memeluknya erat-erat…

“Ini yang takutkan, jika kamu berada di dekatku… aku tahu kalau kamu akan bersikap keras kepala seperti ini.. Aku menjauhimu karena aku khawatir padamu…” ungkap Moo Myung

Akhirnya, mereka menemukan sebuah solusi. Moo Myung mau mengajak Yeo Kyung untuk bekerja sama dengannya. Namun, ia mewanti-wantikan satu hal, Yeo Kyung tak boleh bertindak tanpa perintah atau sepengetahuannya. Ia akan memberikan perintah terlebih dahulu.. barulah Yeo Kyung melakukannya. Moo Myung-pun memberitahukan jika dalam waktu dekat ini, dirinya akan mencoba untuk menyelinap masuk ke ruangan rahasia Kim Gil Do.

Pembicaraan mereka harus terhenti disini, karena Yeo Kyung mendapat panggilan dari pekerjaannya yang mengharuskannya kembali ke kantor kejaksaan.

Di siang hari yang cerah, Gil Do ditemani Jaksa Ahn hendak bermain Golf bersama Tuan So. Di ruangan ganti.. Tuan Ahn menyindir Gil Do yang akhirnya mendapatkan sebuah kesempatan emas hari ini, “Kau harus memanfaatkannya dengan baik..” ujarnya

Mereka memulai permainan, Tuan So memuji Tuan Ahn yang memiliki kemampuan cukup bagus dalam meukul bola. Sedangkan, Gil Do agak sedikit dikritik karena pukulannya yang masih terlalu kasar.

Istirahat sebentar, mereka duduk ditempat yang teduh. Tiba-tiba.. Tuan So menyuruh Jaksa Ahn untuk pergi ke kamar mandi, sehingga hanya tinggal dirinya dan Gil Do saja yang duduk disana.

Tak perlu basa-basi, Tuan So langsung memaparkan ketertarikannya pada bisnis yang dijalani oleh Gil Do (cuci uang). Ia bersedia untuk menginvestasikan uangnya dalam jumlah besar, asalakan Gil Do bisa mencuci uangnya hanya dalam waktu 3 bulan. Gil Do mengernyitkan alisnya.. ia mengatakan jika pekerjaan seperti itu minimal dikerjakannya dalam waktu satu tahun. Maka dari itu, ia belum bisa menjawab permintaan Tuan So, karena ia harus memikirkannya secara matang-matang terlebih dahulu.

Seorang pengacara duduk di dekat Tuan Go. Ia menulis satu-persatu kalimat yang keluar dari mulut TUan Go. entah apa yang ditulisnya dalam surat wasiat itu. Karena, saat ia keluar dan Gang Sook menanyakannya, pengacara itu tetap menutup mulutnya, “Yang jelas, ini adalah sebuah surat wasiat baru..” ucapnya yang langsung berjalan pergi.

Saat berjalan di parkiran.. tak sengaja pengacara itu berpapasan dengan Gil Do. Mereka saling sapa, raut wajah Gil Do menjadi kesal seketika pengaca itu mengatakan jika Tuan Go telah membuat surat wasiat yang baru.

Melangkahkan kaki ke ruangan rahasianya… Gil do membuka brankas-nya kemudian mengambil sebuah gelang manik-manik dari dalamnya. Itu adalah gelang milik Tuan Go yang terjatus saat bertemu dengan ibunya Da Hae.

Da Hae melihat foto-foto yang diambilnya saat bersama Tae Ha. Berkali-kali, ia menghela nafas dan memukul kepalanya karena merasa malu dengan kelakuannya kemarin. Tiba-tiba.. muncul Tae HA membuka pintu, Nona Hong langsung memberikan kode pada pegawai yang lain untuk meninggalkan ruangan ini.

Tae Ha berjalan ke arah Da Hae tanpa mengatakan apapun. Ia mengintip Da Hae yang sedang tersenyum sendiri karena melihat foto mereka. “Ekhm…. kamu sedang apa?” suara Tae Ha langsung membuat Da Hae terkejut dan membalikan badannya kearah Tae Ha.

“Huh!? Tidak kok.. tidak.. aku tidak melakukan apapun. Oiyaa.. yang kemarin malam, aku pasti tidak melakukan hal-hal yang lebih aneh lagi padamu saat aku mabuk, kan???” Da Hae

Tae Ha terdiam sejenak kemudian menjawabnya, “Ohh.. tidak kok, tidak ada apa-apa..”

“lantas untuk apa kamu datang kesini?” Da Hae

“Mmm.. Tuan Ha ingin bertemu denganmu di ruangan Tuan Go 30 menit lagi..” Tae Ha.

Moo Myung yang sedang membuat mie, tak sengaja mendengar pembicaraan antara Da Hae dan Tae Ha. Ia terdiam, seakan sedang merencanakan sesuatu.

Gil Do masuk ke raungan TUan Go. Ia duduk disampingnya kemudian memasangkan gelang manik-manit itu ditangan Tuan Go.

Flashback….

Sesaat setelah kematian ibunya Da Hae, Gil Do tiba disana. Ia melihat ibunya Da Hae yang sudah terkapar dan manik-manik yang berceceran di lantai. Ia melihat sosok Da Hae kecil yang ketakutan dan bersembunyi di balik pintu. Namun, Gil Do memilih untuk pergi lagi tanpa menghampiri Da Hae.

Flashback End….

“Sebentar lagi, Da Hae akan datang..” ungkap Gil Do yang langsung meninggalkan ruangan. Tuan Go mulai bergetar, dengan seluruh sisa tenaganya, ia berusaha untuk melepaskan gelang ditangannya, “Ini tidak bo.. boleh… ter.. ja.. di..” ucapnya dengan terbata-bata.

Moo Myung berjalan ke ruangan Gil Do. Secara tak sengaja, Tae Ha melihatnya dan ia langsung mengikuti Moo Myung dari belakang.

Mengetahui jika Moo Myung hendak masuk ke dalam ruangan Gil Do, Tae Ha berusaha untuk menghentikannya. Namun, Moo Myung terlanjur masuk dan memencet tombol dibawah meja Gil Do. Dan apakah yang terjadi????

Alarm keamanan langsung berbunyi dengan sangat keras, dan pintu ruangan Gil Do langusng terkunci. Panik.. Tae Ha langusng berusaha untuk mendobrak pintunya, sementara Gil Do ditemani dua ajudannya langusng berlari menuju ruangannya…

Da Hae masuk keruangan Tuan Go. Ia duduk disampingnya dan langusng terkejut saaat melihat gelang yang terpasang di tangan Tuan Go.

“Apakah kakek yang membunuh ibuku??? Tolong jawa kek? Apakah itu benar?? Kenapa kakek membunuhnya???” Tanya Da Hae sambil menggoyang-goyangkan badan Tuan Go.

“Ma… ma….. maafkan aku, Da Hae….” itulah ucapan terakhir dari Tuan Go yang langsung kehilangan kesadarannya.

Da Hae marah, namun ia panik melihat kondisi Tuan Go. Sambil menangis,  ia berteriak meminta pertolongan dari orang-orang yang berada diluar…

Gil Do semakin mendekat keruangannya. Tae Ha dengan sekuat tenaga berusah untuk mendobrak pintu dihadapannya. Sayang… ia terjatuh… ia kesaitan karena tangannya harus berkali-kali menghantam pintu yang sangat keras…

My Comment….

Wkwkwkwk.. kaget loh aku bakalan ada kissu colongan kayak tadi. Kalo kayak gini caranya, makin gak rela kalau tiba-tiba Da Hae berubah haluan jadi suka ama Moo Myung. Gak mungkin lah yaaa???

Awas ajaa, kejadian di ‘SCHOOL 2015’ terulang lagi. Ciumannya sama siapa.. jadiannya sama siapa. Hal kayak gitu tuh.. annoying bangettt tahu enggak.

Entah ini aku aja, atau kalian juga ngerasain yang sama. Mungkin karena aku terlalu suka sama si Tae Ha.. aku jadi ngelihat semua kelakuan si Moo Myung itu terlalu tergesa-gesa dan ‘nekat’. Gak tahu kenapa, sampe sekarang aku gak bisa simpati sama Moo Myung. Aku malah lebih meng-apresiasi semua pengorbanannya Tae Ha.

Selanjutnya >>>>