“…. Aku tidak bisa melupakan apa yang dikatakan Paman Dokku kepadaku. Dia bilang semua orang yang berada di samping Tuan Ha… selalu tidak bahagia. Sekarang jika kupikir-pikir, tidak ada pengecualian akan hal itu. Kalau kau tak memiliki pilihan lain kecuali berada bersamanya, aku harap kau bisa jadi satu-satunya pengecualian …”
== Da Hae ==
Dokku mendaratkan tonjokannya, tepat ke wajah Gil Do. Dengan santainya, Gil Do malah memuji Dokku yang ternyata sangat kuat dalam berkelahi, ia juga menyampaikan jika Dokku hanya perlu masuk ke penjara selama beberapa tahun dan tak perlu membuang tenangaya hanya untuk melakukan hal ini kepadanya.
Kali ini, Dokku tak bisa mentolerir perilaku Gil Do yag terlalu meremehkannya. Ia mengancam untuk membunuh Gil Do di tempat ini dan saat ini juga.
Gil Do malah tertawa cengengesan, mengatakan jika Dokku tak akan bisa melakukannya. Alasan sebenarnya ia merekrut Dokku, adalah karena hal itu. Dulu, Dokku tak mampu membunuh Pengawal Hwang, makanya harus Gil Do sendiri yang mengurusnya. Dan sekarang pun demikin, apappun yang Gil Do lakukan, tetap saja Dokku tak akan mampu membunuhnya.
“Kau memiliki hati yang terlalu lembut..” ungkap Gil Do
Tae Ha sadar kembali, namun sudah tak ada siapapun diruangan itu. Ia berlari keluar dan bertemu dengan Da Hae, “Apakah kamu melihat Dokku?”
Da Hae menggelengkan kepalanya, kemudian bertanya balik apa yang sebnarnya terjadi dan mengapa wajah Tae Ha babak belur. Tae Ha berbohong mengatakan jika tak ada masalah apapun, kemudian berjalan pergi meninggalkan Da Hae.
Penasaran, Da Hae langsung menelpon Dokku, namun tak diangkat. Tak lama kemudian, Dokku menelpon balik. Kebetulan, Tae Ha masih ada didekatnya, Da Hae pun memberikan ponselnya kepada Tae Ha atas permintaan Dokku.
Di telpon, Dokku menjelaskan jika ia telah membereskan Gil Do dan membuangnya ke tempat sampah. Ia meminta maaf kepada Tae Ha, karena telah memperkenalkannya dengan sosok iblis seperti Gil Do. Sebelum menutup telponnya, Dokku meminta agar Tae Ha menjauhi segala hal yang berhubungan dengan Gil Do.
Moo Myung berkonsultasi dengan Dokter. Ia didiagnosa mengalami penyakit mati rasa yang berhubungan dengan keadaan psikologisnya. Karena, secara fisik indera perasanya masih sangatlah normal. Sekarang, cara terbaik untuk mengobatinya, hanyalah dengan menjalani terapi konseling bersama dokter ahli jiwa.
Tae Ha tak mengindahkan peringatan dari Dokku, ia tetap mencari dan menyelamatkan Gil Do yang disekap di gudang, markas geng Dokku berada dulu. Gil Do masih dalam kondisi yang cukup baik, hanya terdapat luka memar di bibirnya dan bekas tinta di jari jempolnya.
Dotker yang memeriksa Moo Myung menelpon Nyonyaa Seol yang selama ini menjadi wali-nya Moo Myung. Dokter menjelaskan perihal penyakit mati rasa yang dialami oleh Moo Myung. yonya Seol nampak terkejut, namun ia berusaha untuk tenang dan mencari akal mengenai cara untuk memanfaatkan informasi tersebut.
Nyonya Seol menemui Gang Sook. Masing-masing darii mereka telah mendapatkan jatahnya masing-masing. Namun, kita tahu, dari awal Nyonya Seol sangatlah tidak tertarik dengan yayasan Goongnak. Ia pun berusaha untuk membujuk Gang Sook, agar dirinya juga bisa ikut campur dalam urusan goongnakwon. Hal itu malah membuat Gang Sook marah dan otomastis menjadikan hubungan diantara mereka akan merenggang.
Saat duduk sendirian, Da Hae merenungkan banyak hal. Kemudian, ia teringat akan perkataaan Moo Myung mengenai ayahnya. Demi mendapatkan kejelasan yang lebih detail, Da Hae pun mendatangi Restoran Chimyeon, tempat Moo Myung berada saat ini.
Moo Myung menyambut kedatangan da Hae dengan tangan terbuka. Tanpa berbelat-belit lagi, Moo Myung langsung menjelaskan tindakan Gil do yang telah mencuri resep yang dikembangkan ayahnya. Bahkan sebagi buktinya, Moo Myung langsung memasak dihadapan Da Hae.
Setelah mencicipinya, Da Hae langsung bisa memastikan sendiri jika apa yang dikatakan Moo Myung adalah benar. Ia tak bisa berkomentar lebih banyak lagi. Ia pamit dan berjalan pergi dengan ekspresi yang memendam kekecewaan teramat besar.
Gil Do mendatangi bank privat dan melihat isi salah satu kopernya yang sekarang telah kosong melompong, karena Dokku telah mengambilnya terlebih dahulu.
Lantas apakah yang Dokku ambil? Dokku mengambil berkas asli penggelapan dana yang dilakukan oleh Tuan. Dan ia menyerahkan berkas tersebut kepada Yeo Kyung. Ternyata, mereka telah bekerja sama semenjak kejadian kemarin. Dokku menyerahkan dokumen tersebut untuk ditukar dengan dokumen mengai pencucian uang yang dilakukannya.
Sebelum pergi, Dokku meminta satu hal kepada Yeo Kyung, jika suatu saat nanti seorang pengawal Gil Do yang bernama Park Tae Ha harus dipenjara, tolong jangan diberi hukuman yang berat. Yeo Kyung kaget mendengarnya, ia pun mengungkit nama ‘Park Moo Taek’, yang merupakan ayahnya Tae Ha.
Setelah mendengar mata itu, giliran Dokku yang dibuat terkejut. Ia ternyata mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di malam pembunuhan kedua orang tua Yeo Kyung.
Gil Do masuk ke mobilnya, diperjalan, ia sibuk merapikan pakaian dan menyisir rambutnya. Kepada Tae Ha, ia berkata jika dirinya sama sekali tak perlu membuang tenaganya utuk membalas perbuatan Dokku. Menurutnya, apa yang telah terjadi biarlah berlalu begitu saja. Sekarang ia harus fokus menyiapkan cara untuk membalaskan dendamnya.
Yeo Kyung membawa Dokku ke ruang interogasi di kantor kejaksaan. Mereka duduk saling berhadapan. Dokku menceritakan semua yang ia ketahui. Sebenarnya, orang yang diberi tugas untuk membunuh orang ua Yeo Kyung adalah dirinya. Namun, ia tak menolaknya, sehingga Gil Do menyerahkan tugas itu kepada Park Moo Taek, temannya.
Malam itu, Gil Do mencekoki Moo Taek dengan obat-obatan dan minuman keras kemudian memberikannya pisau yang secara eksplist berarti menyuruhnya untuk membunuh seseorang. Nah, setelah Moo Taek membunuh kedua orang tua Yeo Kyung, Dokku-lah yang menelpon ponsel ayahnya Yeo Kyung yang membuat Moo Taek ketakutan dan berlari meninggalkannya.
Yeo Kyung terkejut, hal itu berbeda dengan apa yang dijelaskan oleh Gil Do sebelumnya. Untuk membuktikan kesaksiannya, Dokku bahkan menyebutkan nomor telpon ayah Yeo Kyung yang sampai saat ini masih diingatnya.
Saat Yeo Kyung kembali keruangannya, sudah ada Gil Do yang duduk menunggunya. Mereka berbicara empat mata, Gil Do menyindir Yeo Kyung yang menurutnya telah membuat kesepatakan dengan Dokku, sehingga dengan segaja melepaskannya. Yeo Kyung tak mau berkomentar apapun dan mementahkan semua tudingan Gil Do kepadanya.
Gil Do memberinya ancaman, ia bisa menurunkan Yeo Kyung dari jabatannya jika ia mengekspos maslah suap yang dilakukan oleh Yeo Kyung. Sayangnya, sekarang Yeo Kyung sudah tak takut dengan hal apapun. Ia sudah lama menggantukan jabatannya di ujung jurang, kalaupun dia terjatuh dia tak akan terjatuh sendirian.
Untuk kedua kalinya, Gil Do datang kesini dalam waktu yang salah. Karena, hari ini, Yeo Kyung berencana untuk megginterogasi seorang pria yang pernah menjadi salah satu bagian dari tindak pencucian uang yang dilakukan Gil Do.
Karena tak bisa mengelak lagi, gil Do pun masuk ke ruang interogasi untuk melakukan pemeriksaan silang. Kali ini, si saksi mengakui mengeal Gil Do dan itu berarti, untu kedepannya Gil Do harus sering memberikan kesaksiannya lagi di kantor kejaksaan ini.
Selanjutnya, Gil Do bertemu dengan Jaksa Ahn. Ia marah besar, karena Yeo Kyung, lagi-lagi berhasil menariknya ke lubang kasus pidana. Saking emosinya, Gil Do mendorong kepala Jaksa Ahn ke sebuah piring yang berisi penuh dengan makanan. Jaksa Ahn tak bisa berkutik, ia hanya bisa memohon agar Gil Do melepaskannya. Gil Do melepaskannya setlah Jaksa Ahn setuju untuk mempertemukannya dengan Tuan So.
Nampaknya, Gil Do memang telah sangat mempercayai sosok Tae Ha. Ia menceritakan apa yang dirasakan dan dialaminya tadi. Dengan penuh amarah diwajahnya, Gil Do mengungkapkan jika orang yang akan pertama kali melihat wajah monster-nya adalah Yeo Kyung.
Tae Ha berjalan keluar dan melihat Da Hae yang sedang duduk sendirian. Ia menghampirinya dan bertanya mengapa jam segini Da Hae belum tidur. Da Hae menggelengkan kepalanya dan malah mencurahkan kegundahannya kepada Tae Ha.
“Bagaimana aku bisa tidur dengan nyenyak setelah melihat apa yang terjadi kepadamu? Kenapa kau terluka? Itu mengganggu pikiranku.” Da Hae
“Jadi, kau masih belum tidur karena aku?” Tae Ha
“Aku tidak bisa melupakan apa yang dikatakan Paman Dokku kepadaku. Dia bilang semua orang yang berada di samping Tuan Ha… selalu tidak bahagia. Sekarang jika kupikir-pikir, tidak ada pengecualian akan hal itu. Kalau kau tak memiliki pilihan lain kecuali berada bersamanya, aku harap kau bisa jadi satu-satunya pengecualian…” Da Hae
Mendengar kalimat itu, Tae Ha langsung menyandarkan kepalanya di pundah Da Hae. Seakan melupakan sejenak, masalah-masalah berat yang telah dilaluinya seharian ini.