TWO SPIRITS LOVE Episode 6 Part 2

<<<< Sebelumnya

Phu berdandan rapi, menyemprotkan semua minyak wangi yang dimilikinya ke badannya. Dengan gagah, ia berjalan keluar dari kamar mandi.

“Hey Phu.. tumben kamu mandi. Mau kemana?” Dong

“Aku mau mengajak Kew melihat matahari terbenam” Phu

“Tapi Phu… aku rasa aroma badan kamu itu sangat aneh. Bahkan, nyamuk pun sepentinya bia mati kalau berada didekatmu…” celetuk Mac

Phu mengendus bau badannya sendiri dan merasakan hal yang sama seperti yang dikatakan Mac. Ia pun bergegas masuk lagi kekamar mandi, “Arrgggghhh… nampaknya aku harus mandi lagiiiii” teriaknya

Ternyata, Kew sendiri sedang menikmati suasana dore hari dipinggir pantai bersama thun. Mereka berjalan berdampingan. Thun mulai membahas mengenai perasaannya kepada Kew, ia mengatakan jika dirinya tak suka sikap Kew yang nampaknya lebih menyukai Mek daripadanya.

“Lah.. kamu sendiri kan yang waktu itu bilang kalau kamu dan Mek adalah orang yang sama. Kalau aku berasa terhubung dengan Mek, kamu harusnya gak marah, dong.. Inget yaa, kita bahkan sama sekali gak punya hubungan apapun, kita cuman sebatas teman. Kamu duluan yang mendekatiku dan aku benar-benar tak memiliki perasaan padamu” Kew

Thun menatap Kew, “Kamu gak punya perasaan apapun padaku? Serius.. kamu gak pernah punya perasaan apapun buatku? ”

Thun semakin mendekat, ia menarik badan Kew dan langsung menciumnya. Beberapa detik.. suasana seakan membeku. Hingga akhirnya Kew kembali ‘sadar’, ia melepaskan diri dari pelukan Thun dan berlari meninggalkan Thun yang berusaha mengejarnya.

“Kewalin… tunggu…” Thun

“Plisss… aku ini bukan pacarmu!!!!!” Kew

“Yaudah… kalau gitu kita pacaran….” Thun

“Huh?! Kamu nyium aku dulu baru kamu mau bertanggung jawab???” Kew

“Yaudah.. jadi kamu mau enggak jadi pacarku?” Thun

Tiba-tiba, mucul Yui. Kew langsung berlari dan bersembunyi dibelakangnya. thun menceritakan kejadian tadi.. Yui terkejut, namun hal itu langsung membuatnya terus menggoda Kew.

Korn asyik berkirim pesan dengan Champagne. Ia mengeirimkan foto pemandangan matahari terbenam di pantai. Champagne juga mengiriminya gambar langit sore hari di rumahnya.

Sayangnya, muncul Nee yang langsung mendistraksi ke-asyikannya, sehingga ia salah mengirim emoticon kepada Champagne. Melihat hal itu, Champagne malah jadi tertawa geli.

Ibu menghampiri Champagne, ia mengerti jika hubungan Champagne dan Thun memang tak bisa dilanjutkan lagi. Namun, ia meminta Champagne untuk segera memberitahu tahu Thun jika dengan kejadian ini, kemungkinan besar ayah akan menarik dana investasinya di perusahaan Thun.

Waktu liburan mereka telah selesai… mereka semua akhirnya harus kembali pulang. Sebelm naik ke mobil, Kew memaksa Ph untuk meminta maaf terlebih dahulu kepada Thun. Dengan rasa malu sekaligus tak enak, akhirnya Phu meminta maaf, Thun menjawabnya dengan sebuah senyuman.

Phu tiba-tiba terdiam… raut wajahnya menunjukkan jika dirinya ketakutan. Ia melihat sesosok arwah pria dari zaman Boran yang berjalan mengikuti Thun. Sontak saja, hal itu membuat yang lainnya jadi merinding ketakutan.

Tiba dirumah Kew, mereka semua turun dari mobil. Kew berterimakasih banyak kepada Thun yang telah mengajak mereka semua menghabiskan waktu ditempat yang sangat menyenangkan. Tak lupa…. kepada teman-temannya, Kew menceritakan jika lain kali Thun akan mengajak mereka berlibur ke luar negeri.

Sontak saja Thun mengernyitkan alis dan menghela nafas panjang. Ia tak mengatakan apapun, namun kita mengerti jika sebenarnya Thun hanya ingin mengajak Kew berduaan saja kalau nanti ia pergi ke luar negeri.

Keesokan hari, ketika sedang rapat diperusahannya, secara resmi Thun meminta maaf atas berita tempo hari yang membuat situasi dikantor jadi kacau balau. Ia berjanji dalam waktu dekat, situasi akan kembali normal lagi. Para pegawainya menganggap itu bukan masalah besar, karena ada masalah baru yang lebih membahayakan perusahaan ini. Beredar rumor kalau ayahnya Champagne akan menarik semua investasinya, hal itu diperkuat dengan ketidakhadiran Champagen pada rapat kali ini. Thun berusaha bersikap tenang, ia mengatakan jika ia sudah menyadari kalau hal ini pasti akan terjadi, maka dari itu, ia sedang mencari cara untuk mendapatkan dana investasi dari pihak lain.

Ternyata, bersama ibunya, Champagne sedang membesuk Paman Thanong. Nampak, jika keadannya masih sama saja, ia masih tak bisa menahan emosinya dan sering marah-marah dengan alasan yang tak jelas. Ketika Champagne membahas mengenai Thun, Paman Thanong langsng marah dan mengatakan jika dirinya akan membalas erbuatan Thun. Ketika perawat memberikannya obat, Paman Thanong pura-pura meminumnya, padahal tanpa sepengetahuan yang lain, ia membuang obat tersebut di damping tempat tidurnya.

Kedua asisten Thun yang kepo berusaha mengorek informasi dari Kew, mereka penasaran, karena semenjak pulang berlibur Thun menjadi sangat baik dan ramah. Kew tak mau berkomentar, ia hanya menjawabnya dengan sebuah senyuman manis.

Thun meminta Kew untuk menemaninya berkeliling di toko meubeul-nya. Dari hari terang hingga berubah menjadi gelap, Thun terus berjalan mengitari seluruh toko. Tanpa disadarinya, Kew beberapa kali memegang kakinya yang kesakitan karena harus menggunakan heels dalam waktu yang lama.

Malam harinya, mereka kembali ke kantor dan Thun menyuruh Kew untuk membantu membereskan pekerjaannya. Kew tak mengeluh, ia menyalakan komputernya dan mulai mengetik pekerjaannya. Akhirnya, Thun sadar jika hari sudah sangat larut, ia menghampiri Kew dan menyuruhnya untuk melanjutkan pekerjaannya besok. Melihat sikap Kew yang ‘ngeyel’ terus, Thun dengan sengaja langsung mematikan komputer yang sedang digunakan Kew.

Thun berjalan mendekat, tak sengaja ia melihat Kew yang tak mengenakan Heels karena kakinya memar-memar. “Kakimu terlukaaa..” ucapnya

Thun membawa Kew keruangannya, ia menyuruh Kew untuk duduk diatas kursi, sementara dirinya jongkok dibawah. Didepannya sudah ada ember berisi air hangat, perlahan ia memasukkan kaki Kew kedalam ember kemudian memijatnya dengan lembut.

Tiba-tiba, muncul pak satpam yang membuka pintu. Ia mengira jika Thun sudah pulang dan lampunya belum dimatikan. Wajah Kew langsung memerah, ia malu karena ada orang yang memergoki tindakan Thun ini.

Pak satpam tak mau mengganggu, ia meminta maaf dan langsung pergi meninggalkan mereka. “Tuh kan…. Ada seseorang yang datang dan melihat hal ini. Sudah cukup Khun Thun… Aku tidak apa-apa….” ungkap Kew

Thun tersenyum kemudian pergi keluar untuk menyimpan ember itu. Saat sendirian, Kew tersenyum geli, ia merasa senang sekaligus terharu dengan sikap Thun kepadanya barusan.

Sebelum tidur, akhirnya Thun meberanikan diri untuk membuka dan membaca jurnal itu. Semakin ia membacanya, semakin ia merasa jika sosok Luang Warong yang diceritakan di dalam jurnal itu adalah dirinya.

Esok hari.. ia menceritakan hal ini kepada Krit. Sama seperti biasanya, Krit menolak untuk memercayainya dan meminta Thun untuk meyakini jika dirinya adalah Thun bukan Luang Warong ataupun Mek.

Saat berjalan pulang, tak sengaja Krit berpapasan dengan Nee yang langsung menahannya dan mengajaknya berbicara. Nee menceritakan, setelah mendengar perkataan Phu mengenai keberadaan sosok makhluk ghaib yang mengikuti Thun, Nee berniat untuk membawa kakanya itu ke peramal.

Nee mengutarakan keinginannya itu langsung kepada Thun. Dan sesuai dugaan, Thun langsung menolaknya mentah-mentah. Nee menggunakan Kew sebagai umpan, dengan mengatakan jika Kew juga akan pergi ke peramal itu. Akhirnya, Thun luluh dan bersedia untuk ikut bersama Nee.

Kew sangat bersemangat untuk pergi ke peramal, ia mengajak Korn untuk pergi bersamanya. Tak lama kemudian datanglah Phu, ia mendengar semuanya dan merengek agar Kew mengajaknya juga. Akhirnya, mereka bertiga pergi bersama.

Mereka semua datang ke kuil bersama-sama dan langsung menemui pak peramal. Hanya dengan melihat tanggal lahir Thun, peramal itu langsung bisa menebak semua kejadian buruk yang pernah dialami Thun, sosok arwah yang mengikutinya hingga perihal Thun yang pernah kembali dari kematiannya.

Berdasarkan penglihatannya, arwah yang mengikuti Thun merupakan kombinasi dari karma dan kesalahan yang dilakukannya di masa lalu. Peramal itu menambahkan jika arwah itu memiliki sebuah hubungan dengan Kew dan Thun di kehidupan sebelumnya. Maka dari itu, untuk menyingkirkannya mereka perlu mencaritahu dan menyelesaikan masalah itu terlebih dahulu.

Semua yang dijelaskan peramal itu tentu saja membuat Thun makin stress. Kew berusaha menenagkannya dan mengaakan jika Thun bukanlah tipe orang yang akan memercayai hal seperti ramalan tadi.

Bersama-sama, mereka semua pulang ke ruamh Thun. Nee berbicara berdua dengan Korn, semetar Thun mengajak Kew untuk berbicara di teras dengannya. Phu yang hanya sendirian pergi ke kamar mandi, tak sengaja ia bertemu dengan Bualoi dan berakhir mengobrol dengannya.

Thun bertanya-tanya, mengapa Mek terus megikutinya, kesalahan besar apa yang pernah dilakukannya kepada Mek. Kew menghela nafasnya salam-salam, “Coba saja, aku menemukan jurnal itu. Semuanya pasti tertulis disana..” ucapnya

Mendengar hal itu, Thun langsung duduk dan menatap wajah Kew, “Jikalau dahulu kala aku melakukan hal yang jahat apakah kamu akan marah padaku, Kew?” tanyanya

“Hey.. masa lalu biarlah menjadi masa lalu. Buat apa aku marah padamu di kehidupan yang sekarang? ada apasih? Kamu itu berbicara seakan-akan kamu tahu apa yang kamu perbuat di kehidupan yang sebelumnya..” ungkap Kew

Nee mencurahkan perasaan sedih sekaligus stress-nya kepada Korn. Ia mengungkapkan jika dirinya tak bisa berbuat apa-apa untuk membantu kakaknya. Korn yang lebih dewasa memberikan sedikit tips untuknya. Sebagai seorang kakak, ia juga selalu mengkhawatirkan Kew, namun ia berusaha untuk berfikir positif kedepannya, daripada ia menyesali masa lalu ketika ia tak bisa menjaganya, ia lebih memilih untuk merancang masa depan, bagaimana ia harus merubah dirinya sehingga bisa berguna dalam membantu adiknya itu.

Kew dan Phu datang ke rumah Yui, ia menceritakan apa yang diungkapkan si peramal tadi. Yui tak bisa berkomentar apa-apa, karena itu hal yang cukup tidak mengenakkan untuk didengar. Tiba-tiba, ada telpon dari Yai yang meminta bantuan dari mereka untuk membawakan mobil Emergency, karena ada seseorang yang mengalami kecelakaan.

Sendirian di kamarnya, Thun berdiri di depan cermin. Melihat pantulan bayangan dirinya, “Dimanapun kamu berada.. atau mungkin kamu masih mengikkutiku dari belakang…. Mek, Aku ingin tahu kena kamu terus menganggu hidupku? Masalah apa yang belum kamu selesaikan denganku? Apakah kamu menginginkan Kewalin> Tapi kenapa arwahmu tidak bereinkarnasi dan malah terus mengikutiku???? Sebenarnya apa yang kamu inginkan!?!?!?!?!?”

Paman Thanong duduk sendirian di kamar tempatnya dirawat, tiba-tiba kita melihat scene dari zaman Boran ketika seseorang mirip paman Thaon berteriak, “Salah satu dari kita harus mati!!!”. Di masa yang sekarang, sambil tertawa Paman Thanong mengucapkan kalimat yang sama persis….

Setibanya di lokasi kecelakaan, Phu langsung menolong pria yang terkapar di rerumutan. Ia meminta Kew untuk membawakan emergency kit dari dalam mobil. Ketika Kew hendak memanggilnya, terdengar suara seorang pria yang memanggilnya, “Khun Khaew… Khun Khaew…”

Penasaran, Kew memberanikan diri untuk mendatangi sumber suara. Ia berjalan sendirian di tempat yang gelap kemudian menemukan seorang pria yang terkapar diatas tanah dengan darah yang bercucuran dari perutnya. Kew duduk disampingnya dan bertanya apakah kondisinya baik-baik saja.

“Jangan mengkhawatirkan saya… Meskipun saya meninggal, saya akan terus mencintai dan setia kepada anda, Khun Khaew…” ungkapnya

“Khun Khaew??? Ah sudahlah, sebelum kondisimu semakin memburuk aku akan membawamu ke rumah sakit..” Kew

“Saya akan terus mengikuti dan melayanimu disetiap kehidupanmu, Khun Khaew. Dan tolong berjanjilah kepada saya bahwa anda tidak akan marah dan akan memaafkan kesalan Luang Warong” ungkapnya

Kew tak bisa mendengar semua ucapannya dengan fokus, ia hanya mengiyakan pertanyaannya kemudian segera membopong tubuhnya kedalam mobil emergency.

Korban kecelakaan tadi telah selesai diobati oleh Phu sehingga ia bisa pulang sendiri menggunakan motor yang dibawanya. Kew berlari menghampiri Phu dan mengabarinya mengenai seorang pria yang harus mereka bawa ke rumah sakit sekarang juga.

Phu tak sempat melihat siapa pria itu, ia langsung masuk kedalam mobil untuk membawanya ke rumah sakit terdekat.

Mereka sampai dirumah sakit, kemudian turn bersama-sama dan membukakan pintu belakang. Namun apa yang terjadi??? Tak ada siapapun didalam mobil, tak ada bekas darah atau bekas seseorang yang pernah tidur didalamnya………

My Comment…..

Akhirnya… sosok asli Mek muncul juga. Dia bukanlah sosok thun dikehidupan sebelumnya.. Mek adalah seseorang yang punya hubungan dengan Luang Warong dan Khun Khaew. Nampaknya, Luang Warong telah berbuat sebuah kesalahn fatal kepada Mek di masa lalu….

Kelakuan Phu ke Thun itu sebenenya lebih dari sekedar nakal.. udah bisa keitung jahil yang jahat. Tapi, karena konteksnya dibikin lucu, aku bukannya marah malah jadi ketawa-ketawa lihat si Phu ini. Dia tuh pengen jahat, tapi otaknya gak kesampean buat mikirin cara yang tepat.

Untungnya.. orang-orang yang suka sama main couple (Kew-Thun) tuh gaada yang nekat, kayak Yui ama Champagne. setelah mereka tahu kalau Thun sukanya sama Kew, mereka gak maksa dan malah mendukung Thun buat mengejar cintanya. Begitupula dengan Phu, meskipun sampe sekarang dia masih usaha deketin Kew, dia gak pernah ngelakuin hal yang secara frontal nunjukkin kalau dia benti sama Thun (kecuali yang tadi malem), tapi setelahnya dia mau minta maaf, kan….

Selanjutnya >>>>

*Terimakasih untuk tidak menulis spoiler dalam bentuk apapun di kolom komentar. Hargai yang belum nonton yaaaa……*